Perkembangan Uang Indonesia Yang Perlu Anda Ketahui

FAST DOWNLOADads
Download
Perkembangan Uang Indonesia yang perlu Anda Ketahui - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada 5 Januari 2018 berada pada tingkat yang agak mengkhawatirkan, yaitu pada Rp. 14.000. Kenaikan ini tidak hanya terhadap Rupiah saja, bahkan terhadap beberapa mata uang lainnya.

Sementara menurut kurs tumpuan Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor), posisi Rupiah di level Rp. 14.231 / USD. Posisi ini melemah sekitar 33 poin dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp14.985 / USD. Itu yaitu sedikit citra ihwal kekuatan mata uang negara kita dikala ini. Rupiah yaitu mata uang yang dikelola bersama antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan sebagai representasi dari Pemerintah. Perkembangan uang Indonesia sendiri sering mengalami fluktuasi.

Perkembangan Uang Indonesia yang perlu Anda Ketahui Perkembangan Uang Indonesia yang perlu Anda Ketahui
Perkembangan Uang Indonesia yang perlu Anda Ketahui
Saat ini Rupiah yaitu mata uang Indonesia. Tapi, tahukah Anda bahwa ternyata Rupiah bukan satu-satunya mata uang yang pernah ada dan dipakai di Indonesia lho?  Di masa lalu, orang memakai uang sebagai bentuk transaksi. Di mana kala kerajaan, uang masih menjadi koin logam.
Ketika periode pendudukan Jepang berakhir pada tahun 1947. Pemerintah Jepang punya upaya untuk menggoda rakyat Indonesia, pemerintah mengeluarkan mata uang gres memakai bahasa Indonesia.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, mata uang gres yang beredar banyak dipakai dalam transaksi yang terjadi di masyarakat Indonesia. Semua mata uang, baik yang diterbitkan oleh Belanda maupun yang diproduksi Jepang, semuanya berlaku Uang itu  dipakai sebagai transaksi, alasannya yaitu pada dikala itu, negara sedang mengalami kondisi ekonomi yang masih kacau balau.

Kondisi ekonomi yang dikala ini tidak stabil diperparah dengan kedatangan sekutu yang mencoba mengambil alih kekuasaan Indonesia. Sekutu yang dikenal sebagai NICA tiba dan menarik semua uang yang beredar dari rakyat Indonesia, dan menggantinya dengan mata uang gres yang disebut "Gulden NICA" atau uang NICA.

Kabanyakan para pejuang kemerdekaan terperinci menolak keberadaan uang NICA, alasannya yaitu uang itu menampilkan gambar-gambar Ratu Wilhelmina, (pada waktu itu Kepala Belanda), lambang kerajaannya, dan dicetak dalam bahasa Belanda. Ketika uang NICA mulai masuk ke Jawa, Bung Karno dengan cepat menyatakan bahwa uang itu ilegal.

Setelah itu, Pemerintah Indonesia, yang gres saja memproklamirkan kemerdekaannya, segera mengambil langkah untuk segera menciptakan mata uangnya sendiri. Tetapi niat untuk menciptakan uang sendiri itu terhalang oleh minimnya kertas pembuat uang. Bahkan pabrik-pabrik untuk mencetak uang pada waktu itu selalu diserang oleh sekutu. Kompeni berusaha keras uang bikinan sendiri beredar di Indonesia.

Kelahiran Republik Oeang Indonesia

Perkembangan uang Indonesia kesannya menggembirakan. Dengan usaha yang gigih, pemerintah Indonesia kesannya sanggup mencetak dan mengeluarkan uangnya sendiri. Uang pertama yang dikeluarkan yaitu "Republik Indonesia Oeang". Kita biasa mengenal dengan nama ORI. Uang itu dikeluarkan pada 3 Oktober 1946.

Pada dikala itu, semua uang Jepang harus segera ditukar dengan ORI. Sampai 30 Oktober 1946, nilai tukar ORI standar ditetapkan pada harga 50 Hindia Belanda = 1 ORI. Dan pemerintah juga memutuskan bahwa 1 ORI mempunyai nilai setara dengan 0,5 gram Emas. Sehingga peredaran Rupiah Indonesia Timur Belanda dinyatakan ilegal dan tidak berlaku untuk dipakai di Indonesia.
Sayangnya, belakangan ini ORI sudah mulai mengalami masalah. Keadaan ini menciptakan pemerintah Indonesia harus mencetak uang sebanyak mungkin dengan tujuan meningkatkan isi kas negara. Namun, peningkatan jumlah uang menciptakan tingkat inflasi di luar kendali, bahkan nilai tukar terus menurun di bawah ambang batas kewajaran.  Nilai tukar ORI dari 5 NICA Gulden berkembang menjadi 0,3 NICA Gulden. Titik terendah penurun uang Itu terjadi pada Maret 1947.

Sekitar November 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) mulai mengakui kemerdekaan Indonesia, tetapi dasar negaranya dalam bentuk Republik Serikat Indonesia (RIS). RIS ini terdiri dari Jawa dan Sumatra, serta 15 negara kecil lainnya. Dalam periode ini, kekacauan ekonomi yang terjadi di RIS  diakibatkan alasannya yaitu adanya aneka macam macam mata uang yang beredar di masyarakat. Seperti ORI, NICA, uang Jepang, dan uang Belanda selama pendudukan Jepang. Ditambah dengan uang yang dicetak oleh kawasan terpencil.

Kondisi ini kemudian dikendalikan oleh RIS. RIS mengumumkan penerapan kebijakan Gunting Syafruddin pada 19 Maret 1950. Dari kebijakan itu, RIS telah menghasilkan uang sendiri. Tetapi uang RIS tidak bertahan lama, sehabis kemerdekaan Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950.

Sejarah Rupiah Setelah Kelahiran Bank Indonesia

Perkemabangan uang Indonesia memasuki babak baru. Setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri, pemerintah Indonesia mencoba  untuk menghapus aneka macam bentuk uang yang dipengaruhi oleh Belanda, terutama dampak dalam sistem keuangan Indonesia. Upaya-upaya ini meliputi;
Mengganti mata uang Belanda berdenominasi rendah dengan 1, 5, 10, 25, dan 50 sen koin dalam mata uang Rupiah, dan mengeluarkan uang kertas 1 dan 2 1/2 Rupiah.

Menasionalisasi De Javasche Bank yang merupakan bank sentral RIS untuk menjadi Bank Indonesia. Bank Indonesia telah mulai mengeluarkan uang kertas baru, mulai dari 1 Rupiah hingga 100 Rupiah pada tahun 1952-1953. Pengeluaran uang kertas ini menjadi seharah gres dalam Republik Indonesia, alasannya yaitu semenjak tahun itu Bank Indonesia mempunyai kiprah untuk menerbitkan dan mendistribusikan uang kertas Rupiah.

Namun, uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia belum sepenuhnya menutupi duduk kasus ekonomi bangsa. Inflasi yang tidak terkendali selalu terjadi. Nilai tukar Rupiah selalu turun dengan cepat. Tercatat, nilai tukar Rupiah pada Maret 1950 yaitu 1,60 per Dolar AS. Hanya dalam sepuluh tahun, nilai tukar meningkat seribu persen menjadi 90 per dolar AS pada bulan Desember 1958. Pada tahun 1959, kondisi yang memburuk ibarat itu memaksa pemerintah Indonesia untuk mendevaluasi Rupiah.

Tetapi upaya devaluasi gagal, sehingga pemerintah berusaha mendevaluasi kembali pada tahun berikutnya, tetapi masih sama. Hingga kesannya pada dikala rezim Soeharto berkuasa, kondisi nilai tukar Rupiah sanggup kembali lagi stabil. Pada awal orde baru, Bank Indonesia diberikan wewenang untuk mencetak dan mengeluarkan uang, baik dalam bentuk koin maupun uang kertas. Bank Indonesia juga berwenang mengatur peredaran uang. Hingga muncul Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 ihwal Mata Uang yang mendorong dikeluarkannya uang NKRI pada 17 Agustus.
Selain itu, semua uang usang yang telah ada dan beredar di masyarakat dikala ini umumnya sanggup dibeli dan dijual dengan harga langsung untuk para kolektor . Uang usang ini dinilai menurut keunikan dan nilai historisnya, bahkan uang kertas 10.000 Rupiah dengan gambar relief Candi Borobudur di atas, diperdagangkan dengan harga yang sangat mahal di antara para pengumpul uang lama. Kelahiran mata uang rupiah, menjadi simpulan perkembangan uang Indonesia setidaknya untuk masa dikala ini.

Pencarian yang sama 
  • sejarah uang di indonesia dan gambarnya
  • sejarah uang indonesia dari dulu hingga sekarang
  • sejarah uang di indonesia dari tahun 1945 hingga sekarang
  • sejarah perkembangan uang di indonesia dari zaman kerajaan hingga sekarang
  • gambar uang indonesia
  • sejarah terbitnya mata uang indonesia
  • sejarah uang logam di indonesia
  • sejarah mata uang indonesia pdf


FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url